Basha Market 2025, Dorong Tumbuhnya Industri Kreatif Lokal

JATIMAREA.COM – Surabaya, Jawa Timur – Basha Market kembali hadir di Ciputra World Surabaya pada 29-31 Agustus 2025, menawarkan pengalaman multisensori bertema “Labyrinth” setelah sukses merayakan satu dekade di tahun 2024.

Bekerja sama dengan agensi kreatif Of Sorts dan Sciencewerk, Basha Market 2025 menghadirkan empat instalasi imersif berlapis emas, yang dirancang untuk mengajak pengunjung menelusuri lorong-lorong kenangan dan refleksi. Instalasi “Labyrinth – The Entrance to Memory,” sebuah lorong LED yang menampilkan karakter kelinci terjebak, menyambut pengunjung di pintu masuk, menjadi metafora bagi manusia yang terperangkap dalam kenangan.

Selain instalasi utama, “The UBS Golden Egg,” “Zojirushi Golden Zen Garden,” dan “Gilded Tides Immersive Room” juga menjadi daya tarik utama. Masing-masing menawarkan pengalaman visual dan emosional yang mendalam, mendorong pengunjung menafsirkan nilai dan persepsi melalui labirin.

Devina Sugono, Co-Founder Basha Market, menjelaskan bahwa tema “Labyrinth” didukung oleh serangkaian program yang menekankan storytelling dari merek lokal. Program “Basha Haul” melibatkan *Key Opinion Leader* (KOL) untuk memberikan ulasan produk peserta sebelum acara dimulai, yang terbukti meningkatkan eksposur dan minat publik.

Program terbaru, “Basha UGC Corner,” menampilkan perbincangan langsung antara *host* profesional dan pemilik merek, menggali cerita di balik produk. Pendekatan ini bertujuan membangun koneksi personal antara merek dan pengunjung, memperkuat Basha sebagai ruang kolaborasi kreatif. “Ini adalah sebuah *circle* yang saling mendukung,” kata Devina, menyoroti peran semua pihak dalam menggerakkan ekonomi kreatif.

Sejak awal, Basha Market dikenal karena konsepnya yang segar dan kurasi tenant yang ketat. Tahun lalu, Basha mengadaptasi Disney Indonesia sebagai inspirasi tema yang diterjemahkan oleh merek lokal. Christie Erin, Co-Founder Basha Market, menekankan bahwa tantangan saat ini adalah memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin kritis. “Dulu kami mulai dari kondisi di mana belum banyak brand lokal yang dikenal. Sekarang, masyarakat bahkan menjadikan produk lokal sebagai pilihan utama,” ujarnya.

READ  Ratusan Pelaku UMKM Banyuwangi Ikuti Pelatihan Konten Kreatif, Belajar AI dan Medsos dari Praktisi

Erin menambahkan bahwa dampak Basha Market meluas ke lini usaha lain, seperti fotografer, *concept director*, dan penyedia *venue*, menunjukkan peran penting industri kreatif dalam menggerakkan ekonomi secara luas. “Harapan kami, Basha bisa terus tumbuh lebih besar agar bisa mewadahi lebih banyak pelaku industri kreatif lokal,” pungkasnya. (YNS)